C O P A S T E R

Belajar Adalah Sesuatu hal yang menyenangkan
Welcome To My Blog

Kebo Iwa

D

i Bali pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri. Mereka kaya, hanya saja mereka belum mempunyai anak. Suatu hari mereka pergi ke pura. Mereka memohon kepada Yang Maha Kuasa agar diberi keturunan.
Waktu pun berlalu. Sang istri mulai mengandung. Betapa bahagianya mereka. Beberapa bulan kemudian, lahirlah seorang bayi laki-laki.

Ternyata yang lahir bukanlah bayi biasa. Ketika masih bayi pun ia sudah bisa makan makanan orang dewasa. Setiap hari anak itu makin banyak dan makin banyak.

Anak itu tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi besar. Karena itu ia dipanggil dengan nama Kebo Iwa, yang artinya paman kerbau.

Kebo Iwa makan dan makan terus dengan rakus. Lama-lama habislah harta orang tuanya untuk memenuhi selera makannya. Mereka pun tak lagi sanggup memberi makan anaknya.

Dengan berat hati mereka meminta bantuan desa. Sejak itulah segala kebutuhan makan Kebo Iwa ditanggung desa. Penduduk desa kemudian membangun rumah yang sangat besar untuk Kebo Iwa. Mereka pun memasak makanan yang sangat banyak untuknya. Tapi lama-lama penduduk merasa tidak sanggup untuk menyediakan makanan. Kemudian mereka meminta Kebo Iwa untuk memasak sendiri. Mereka cuma menyediakan bahan mentahnya.

Kebo Iwa memang serba besar. Jangkauan kakinya sangat lebar, sehingga ia dapat bepergian dengan cepat. Kalau ia ingin minum, Kebo Iwa tinggal menusukkan telunjuknya ke tanah. Sehingga terjadilah sumur kecil yang mengeluarkan air.

Karena kehebatannya, Kebo Iwa dapat menahan serbuan pasukan Majapahit yang hendak menaklukkan Bali. Maha Patih Majapahit pun mengatur siasat. Ia mengundang Kebo Iwa ke Majapahit. Ia kemudian meminta Kebo Iwa membuatkan beberapa sumur, karena kerajaan itu kekuarangan air minum.

Kebo Iwa menyanggupi tanpa curiga. Setibanya di Majapahit, ia menggali banyak sumur. Sungguh pekerjaan yang berat, karena ia harus menggali dalam sekali. Ketika Kebo Iwa sedang bekerja di dasar sumur, Sang Patih memerintahkan pasukannya menimbuni Kebo Iwa dengan kapur. Kebo Iwa sesak napasnya. Kemudian ia pun meninggal di dasar sumur.

Dengan meninggalnya Kebo Iwa, Bali pun dapat ditaklukkan Majapahit. Berakhirlah riwayat orang besar yang berjasa pada Pulau Bali
"Jangan lupa Komentarnya"

Teka-Teki lucu banget

  • Posted: 20.36
  • |
  • Author: Copaster
  • |
  • Filed under: funny

1. Negara apa yang paling siap menerima hujan?

Swedia_Swedia payung sebelum hujan

   1. Rumah apa yang paling besar?

Rumania

   1. Kota apa yang bisa bicara dan bisa berubah?

Kotaro Minami

   1. Lele apa yang suka di tepi jalan?

Lelepon Umum

   1. Topi apa yang paling tua atau topi yang pertama kali ada?

Topikantropus Erectus

Topinya Nabi Adam

   1. Pit (sepeda) apa yang paling tua?

Pitecantopus Erectus

   1. Partai Politik di Indonesia yang paling jujur?

Partai Bulan Bintang (nama partai dan lambangnya sama alias jujur)

   1. Kalau misalnya semua jenis serangga bisa sekolah, lalu yang kira2 paling terlambat binatang apa?

Keluwing/Klabang (karena berkaki seribu maka kalau pakai sepatu kelamaan)

   1. Hewan apa yang bisa berbicara?

Semua hewan bisa bicara (bukan bicara seperti manusia lho)

   1. Gajah hanya terdapat dimana?

Di paling belakang. (hanya, maksudnya huruf “H”-nya)

   1. Apa minuman kesukaan Osama?

JasJus (“Osama suka JasJus”)

   1. Kalau ada 5 batang korek api, bagaimana caranya untuk membuat pesawat?

Ya nggak bisa lha wong Habibie saja nggak bisa masak kamu bisa….

   1. Buah apa yang membuat kita selalu waspada?

Buahaya

   1. Tikus apa yang memiliki dua kaki?

Micky Mouse / Mini Mouse

   1. Bebek apa yang memiliki kaki 2?

Semua bebek maah punya kaki 2 kalau punya kaki 4 itu namanya bebek cacat

   1. Superhero apa yang paling bodoh?

Batman (sudah tahu nggak bisa terbang nekad aja pakai sayap)

   1. Kenapa Batman memakai sayap?

Ya biar tidak tembus ke samping

   1. Kenapa Batman menggunakan lambang kelelawar, tidak menggunakan lambang “B” seperti halnya Superman dengan “S” atau Robin dengan “R”?

Karena lambang “b” sudah dipakai oleh Bobo

   1. Bis apa yang bisa dimakan?

Biskuit

   1. Bis apa yang sering dibakar?

Bismilak (plesetan dari Wismilak)

   1. Siapa Atlet olahraga yang paling miskin?

Anastacia Miskyna-petenis Russia era 2000an (miskin)

   1. Mengapa kok Bebek Goreng itu rasanya enak?

Karena ada huruf Bnya (bayangkan bila tanpa “B”_ E Ek Goreng)

   1. Kalau berlubang satu keluar kalau berlubang 2 tidak keluar?

Orang yang sisi(jawa_Red)

   1. Mengapa Kentut Laki2 lebih keras daripada kentut perempuan?

Karena Laki2 punya Mix

   1. Tahukah kamu apa sebutan dari kotoran ayam?

Tahukah kamu apa sebutn kotoran Sapi?

Tahukah kamu apa sebutan kotoran kambing?

Lalu Tahukah kamu siapa Perdana Menteri Inggris sebelum Toni Blair?

Kalau tidak bisa menjawab berarti otak kamu hanya sebatas pengetahuan tentang kotoran saja. Jawabannya John Meiger

   1. Kisah tentang kebahagiaan PM Inggris John Meiger tentang bahasa Inggris?
   2. Azan Maghrib itu ditujukan buat siapa?

Azan Maghrib untuk masyarakat Jakarta dan sekitarnya (di TV-TV)



   1. Pulau apa yang penuh dengan makanan?

Pulau Roti

   1. Siapakah Atlet lari paling kaya di Indonesia?

Eddy Tansil (Eddy Tansil melarikan diri ke luar negeri dengan membawa uang bertrilyun2)

   1. Siapakah Pelari paling hebat?

Eddy Tansil (karena dia sudah berlari sekitar 10 tahun lebih)

   1. Mengapa Polisi memakai pistol?

Kalalu pakai tongkat dikira Hansip

   1. Siapakah orang yang paling pentinguntuk diberitakan?

Sari (Sari berita penting_ RRI sejak berdiri sampai sekarang)

   1. Ban apa yang enak dimakan?

Bandeng

   1. Ban apa yang membuat 26 orang mati?

Bandara Adi Sumarmo

   1. Ban apa yang paling kejam, jahat, paling jelek?

Bansat.



   1. Beras apa yang paling bagus, indah, dan dingin?

Berastagi (Brastagi-SUMUT)

   1. Apa bahasa Chinanya Dudukan Sepeda?

Ling Huan Pit (Lingguan Pit)

   1. Apa bahasa China nya menyeberang sungai dengan celana?

Cin Cing Ka Thok (Cincing Kathok)

   1. Apa bahasa Arabnya Masjid di tengah laut?

Mustahil

   1. Hitam, Lonjong, Panjang, terdapat di lakangan, apaan?

Rem Becak



jangan lupa komentarnya

Teka-Teki lucu

  • Posted: 20.01
  • |
  • Author: Copaster
  • |
  • Filed under: funny

1.Apa yang menyebabkan PT Kereta Api Indonesia masih merugi sampai sekarang ?
◦Jawabannya : Gara-gara ada lagu : naik kereta api, tut..tut...tuutttt,... siapa hendak turut, ke bandung - surabaya,.. bolehlah kita naik dengan percuma,...
2. Lemari apa yang bisa dimasukin kantong,,,,,hayo ??????
◦Jawabannya : LeMariBuAn
3.Apa yang bulat, kecil, item,tapi kalo dipencet keluar orangnya..?
◦Jawabannya : bell pintu...

4.Kebo apa yang bikin capek hayo?
◦Jawabannya : Kebogor sambil ngesot terus bawa tas yag isinya semen 1 kuintal.Sambil narik truk yang diisi pasir 10 ton.
5.Ada 10 tentara yang sedang berada di medan perang. Tiba-tiba 1 orang tentara tertembak dan akhirnya mati. Nah tinggal berapa tentara yang hidup saat ini?
◦Jawabannya : tinggal ada 1009, soalnya mati 1 kan tumbuh seribu ...!!!!
6.Cecak apa yg bisa bikin ngap-ngapan??
◦Jawabannya : Cecak nafas..
7.Siapa Presiden indonesia yang paling seksi?
◦Jawabannya: PahaBibi
8.Apa bedanya batu baterai dan Banci?
◦Jawabannya: Kalau batu baterai tahan lama sedangkan kalau banci 'mana tahan la yauow'
9.Badannya hijau,kepalanya merah,jalannya mundur,,apa hayoo???
◦Jawabannya:obat nyamuk
10.Jus apa yang turun dari langit?
◦Jawabannya : Justru itu yang aku kagak tau..he..he
11.Apa sifat bodoh dari einstein ?
◦Jawabannya: ngak bisa buka email, facebook dan sms
12.Kenapa ayam kalau berkokok. matanya merem?
◦Jawabannya: karena tidak hafal teksnya..
sumber : http://kangawal.blogspot.com/

Kebo Iwa

Di Bali pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri. Mereka kaya, hanya saja mereka belum mempunyai anak. Suatu hari mereka pergi ke pura. Mereka memohon kepada Yang Maha Kuasa agar diberi keturunan.
Waktu pun berlalu. Sang istri mulai mengandung. Betapa bahagianya mereka. Beberapa bulan kemudian, lahirlah seorang bayi laki-laki.

Ternyata yang lahir bukanlah bayi biasa. Ketika masih bayi pun ia sudah bisa makan makanan orang dewasa. Setiap hari anak itu makin banyak dan makin banyak.

Anak itu tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi besar. Karena itu ia dipanggil dengan nama Kebo Iwa, yang artinya paman kerbau.

Kebo Iwa makan dan makan terus dengan rakus. Lama-lama habislah harta orang tuanya untuk memenuhi selera makannya. Mereka pun tak lagi sanggup memberi makan anaknya.

Dengan berat hati mereka meminta bantuan desa. Sejak itulah segala kebutuhan makan Kebo Iwa ditanggung desa. Penduduk desa kemudian membangun rumah yang sangat besar untuk Kebo Iwa. Mereka pun memasak makanan yang sangat banyak untuknya. Tapi lama-lama penduduk merasa tidak sanggup untuk menyediakan makanan. Kemudian mereka meminta Kebo Iwa untuk memasak sendiri. Mereka cuma menyediakan bahan mentahnya.

Kebo Iwa memang serba besar. Jangkauan kakinya sangat lebar, sehingga ia dapat bepergian dengan cepat. Kalau ia ingin minum, Kebo Iwa tinggal menusukkan telunjuknya ke tanah. Sehingga terjadilah sumur kecil yang mengeluarkan air.

Karena kehebatannya, Kebo Iwa dapat menahan serbuan pasukan Majapahit yang hendak menaklukkan Bali. Maha Patih Majapahit pun mengatur siasat. Ia mengundang Kebo Iwa ke Majapahit. Ia kemudian meminta Kebo Iwa membuatkan beberapa sumur, karena kerajaan itu kekuarangan air minum.

Kebo Iwa menyanggupi tanpa curiga. Setibanya di Majapahit, ia menggali banyak sumur. Sungguh pekerjaan yang berat, karena ia harus menggali dalam sekali. Ketika Kebo Iwa sedang bekerja di dasar sumur, Sang Patih memerintahkan pasukannya menimbuni Kebo Iwa dengan kapur. Kebo Iwa sesak napasnya. Kemudian ia pun meninggal di dasar sumur.

Dengan meninggalnya Kebo Iwa, Bali pun dapat ditaklukkan Majapahit. Berakhirlah riwayat orang besar yang berjasa pada Pulau Bali

"JAYAPRANA DAN LAYONSARI"

Dua orang suami istri bertempat tinggal di Desa Kalianget mempunyai tiga orang anak, dua orang laki-laki dan seorang perempuan. Oleh karena ada wabah yang menimpa masyarakat desa itu, maka empat orang dari keluarga yang miskin ini meninggal dunia bersamaan. Tinggalan seorang laki-laki yang paling bungsu bernama I Jayaprana. Oleh karena orang yang terakhir ini keadaannya yatim piatu, maka ia puan memberanikan dirimengabdi di istana raja. Di istana, laki-laki itu sangat rajin, rajapun amat kasih sayang kepadanya.
Kini I Jayaprana baru berusia duabelas tahun. Ia sangat ganteng paras muka tampan dan senyumnya pun sangat manis menarik.
Beberapa tahun kemudian.
Pada suatu hari raja menitahkan I Jayaprana, supaya memilih seorang dayang-dayang yang ada di dalam istana atau gadis gadis yang ada di luar istana. Mula-mula I Jayaprana menolak titah baginda, dengan alasan bahwa dirinya masih kanak-kanak. Tetapi karena dipaksan oleh raja akhirnya I Jayaprana menurutinya. Ia pun melancong ke pasar yang ada di depan istana hendak melihat-lihat gadis yang lalu lalang pergi ke pasar. Tiba-tiba ia melihat seorang gadis yang sangat cantik jelita. Gadis itu bernama Ni Layonsari, putra Jero Bendesa, berasal dari Banjar Sekar.
Melihat gadis yang elok itu, I Jayaprana sangat terpikat hatinya dan pandangan matanya terus membuntuti lenggang gadis itu ke pasar, sebaliknya Ni Layonsari pun sangat hancur hatinya baru memandang pemuda ganteng yang sedang duduk-duduk di depan istana. Setelah gadis itu menyelinap di balik orang-orang yang ada di dalam pasar, maka I Jayaprana cepat-cepat kembali ke istana hendak melapor kehadapan Sri Baginda Raja. Laporan I Jayaprana diterima oleh baginda dan kemudian raja menulis sepucuk surat.
I Jayaprana dititahkan membawa sepucuk surat ke rumahnya Jero Bendesa. Tiada diceritakan di tengah jalan, maka I Jayaprana tiba di rumahnya Jero Bendesa. Ia menyerahkan surat yang dibawanya itu kepada Jero Bendesa dengan hormatnya. Jero Bendesa menerima terus langsung dibacanya dalam hati. Jero Bendesa sangat setuju apabila putrinya yaitu Ni Layonsari dikawinkan dengan I Jayaprana. Setelah ia menyampaikan isi hatinya “setuju” kepada I Jayaprana, lalu I Jayaprana memohon diri pulang kembali.
Di istana Raja sedang mengadakan sidang di pendopo. Tiba-tiba datanglah I Jayaprana menghadap pesanan Jero Bendesa kehadapan Sri Baginda Raja. Kemudian Raja mengumumkan pada sidang yang isinya antara lain: Bahwa nanti pada hari Selasa Legi wuku Kuningan, raja akan membuat upacara perkawinannya I Jayaprana dengan Ni Layonsari. Dari itu raja memerintahkan kepada segenap perbekel, supaya mulai mendirikan bangunan-bangunan rumah, balai-balai selengkapnya untuk I Jayaprana.
Menjelang hari perkawinannya semua bangunan-bangunan sudah selesai dikerjakan dengan secara gotong royong semuanya serba indah. Kini tiba hari upacara perkawinan I Jayaprana diiringi oleh masyarakat desanya, pergi ke rumahnya Jero Bendesa, hendak memohon Ni Layonsari dengan alat upacara selengkapnya. Sri Baginda Raja sedang duduk di atas singgasana dihadap oleh para pegawai raja dan para perbekel baginda. Kemudian datanglah rombongan I Jayaprana di depan istana. Kedua mempelai itu harus turun dari atas joli, terus langsung menyembah kehadapan Sri Baginda Raja dengan hormatnya melihat wajah Ni Layonsari, raja pun membisu tak dapat bersabda.
Setelah senja kedua mempelai itu lalu memohon diri akan kembal ke rumahnya meninggalkan sidang di paseban. Sepeninggal mereka itu, Sri Baginda lalu bersabda kepada para perbekel semuanya untuk meminta pertimbangan caranya memperdayakan I Jayaprana supaya ia mati. Istrinya yaitu Ni Layonsari supaya masuk ke istana dijadikan permaisuri baginda. Dikatakan apabila Ni Layonsari tidak dapat diperistri maka baginda akan mangkat karena kesedihan.
Mendengar sabda itu salah seorang perbekel lalu tampak ke depan hendak mengetengahkan pertimbangan, yang isinya antara lain: agar Sri Paduka Raja menitahkan I Jayaprana bersama rombongan pergi ke Celuk Terima, untuk menyelidiki perahu yang hancur dan orang-orang Bajo menembak binatang yang ada di kawasan pengulan. Demikian isi pertimbangan salah seorang perbekel yang bernama I Saunggaling, yang telah disepakati oleh Sang Raja. Sekarang tersebutlah I Jayaprana yang sangat brebahagia hidupnya bersama istrinya. Tetapi baru tujuh hari lamanya mereka berbulan madu, datanglah seorang utusan raja ke rumahnya, yang maksudnya memanggil I Jayaprana supaya menghadap ke paseban. I Jayaprana segera pergi ke paseban menghadap Sri P aduka Raja bersama perbekel sekalian. Di paseban mereka dititahkan supaya besok pagi-pagi ke Celuk Terima untuk menyelidiki adanya perahu kandas dan kekacauan-kekacauan lainnya. Setelah senja, sidang pun bubar. I Jayaprana pulang kembali ia disambut oleh istrinya yang sangat dicintainya itu. I Jayaprana menerangkan hasil-hasil rapat di paseban kepada istrinya.
Hari sudah malam Ni Layonsari bermimpi, rumahnya dihanyutkan banjir besar, ia pun bangkit dari tempat tidurnya seraya menerangkan isi impiannya yang sangat mengerikan itu kepada I Jayaprana. Ia meminta agar keberangkatannya besok dibatalkan berdasarkan alamat-alamat impiannya. Tetapi I Jayaprana tidak berani menolak perintah raja. Dikatakan bahwa kematian itu terletak di tangan Tuhan Yang Maha Esa. Pagi-pagi I Jayaprana bersama rombongan berangkat ke Celuk Terima, meninggalkan Ni Layonsari di rumahnya dalam kesedihan. Dalam perjalanan rombongan itu, I Jayaprana sering kali mendapat alamat yang buruk-buruk. Akhirnya mereka tiba di hutan Celuk Terima. I Jayaprana sudah meras dirinya akan dibinasakan kemudian I Saunggaling berkata kepada I Jayaprana sambil menyerahkan sepucuk surat. I Jayaprana menerima surat itu terus langsung dibaca dalam hati isinya:
“ Hai engkau Jayaprana
Manusia tiada berguna
Berjalan berjalanlah engkau
Akulah menyuruh membunuh kau

Dosamu sangat besar
Kau melampaui tingkah raja
Istrimu sungguh milik orang besar
Kuambil kujadikan istri raja

Serahkanlah jiwamu sekarang
Jangan engkau melawan
Layonsari jangan kau kenang
Kuperistri hingga akhir jaman.”

Demikianlah isi surat Sri Baginda Raja kepada I Jayaprana. Setelah I Jayaprana membaca surat itu lalu ia pun menangis tersedu-sedu sambil meratap. “Yah, oleh karena sudah dari titah baginda, hamba tiada menolak. Sungguh semula baginda menanam dan memelihara hambat tetapi kini baginda ingin mencabutnya, yah silakan. Hamba rela dibunuh demi kepentingan baginda, meski pun. hamba tiada berdosa. Demikian ratapnya I Jayaprana seraya mencucurkan air mata. Selanjutnya I Jayaprana meminta kepada I Saunggaling supaya segera bersiap-siap menikamnya. Setelah I Saunggaling mempermaklumkan kepada I Jayaprana bahwa ia menuruti apa yang dititahkan oleh raja dengan hati yang berat dan sedih ia menancapkan kerisnya pada lambung kirinya I Jayaprana. Darah menyembur harum semerbak baunya bersamaan dengan alamat yang aneh-aneh di angkasa dan di bumi seperti: gempa bumi, angin topan, hujan bunga, teja membangun dan sebagainya.
Setelah mayat I Jayaprana itu dikubur, maka seluruh perbekel kembali pulang dengan perasaan sangat sedih. Di tengah jalan mereka sering mendapat bahaya maut. Diantara perbekel itu banyak yang mati. Ada yang mati karena diterkam harimau, ada juga dipagut ular. Berita tentang terbunuhnya I Jayaprana itu telah didengar oleh istrinya yaitu Ni Layonsari. Dari itu ia segera menghunus keris dan menikan dirinya. Demikianlah isi singkat cerita dua orang muda mudi itu yang baru saja berbulan madu atas cinta murninya akan tetapi mendapat halangan dari seorang raja dan akhirnya bersama-sama meninggal dunia

Recent Posts-

Flickr Photostrem-

100_3495 100_3492 100_3475 100_3491 100_3493 100_3486 100_3541 100_3605 100_3814 100_3365 100_3519 100_3224 100_3649 100_3800 100_3412 100_3559 100_3425 100_3567